Pangeran Edward mengangguk. Ia beranjak dari sisi ibundanya.
Kemudian menghampiri dan menarik Helena menuju labirin istana.
Pangeran Edward membawa Helena menuju taman di tengah labirin.
Sementara di luar ruangan, seorang perempuan muda yang mengenakan gaun
cokelat lusuh mengamati keduanya dengan sedih.
---
Pangeran Edward menarik Helena terus
ke dalam labirin. Tapi kemudian dia
berhenti.
“Helena, sejak kapan kau suka
mengenakan gelang-gelang?” Pangeran Edward bertanya sambal menunjuk
gelang-gelang mewah di tangan Helena.
“Gelang-gelang ini sudah
melingkar di tangan ku sejak aku berusia 17 tahun, Ed.” Jawab Helena sambal terus
melirik genit kea rah Pangeran Edward.
“Ah, baiklah.” Pangeran Edward
merasa ada yang aneh, jadi ia melepaskan genggaman dari tangan Helena dan
berjalan ke arah labirin. Helena panik
dan mengejar Pangeran Edward. Ia
kemudian berjalan di samping Pangeran Edward.
“Ed, kita akan pergi kemana?
Tempat ini gelap, aku takut!” Helena memeluk lengan Pangeran Edward tiba-tiba.
“Kita akan ke taman labirin. Kau ingat kan, apa yang kita lakukan minggu
kemarin?” Pangeran Edward melepaskan tangan Helena dari tangannya pelan-pelan.
“Ah, tentu saja.” Helena
tersenyum menyeringai.
---
Pangeran Edward duduk d kursi taman
bersama Helena. Kemudian Pangeran Edward
mengeluarkan sebuah kotak emas dari kantung jas nya. Helena tampak terkejut tapi tetap menjaga
wajahnya agar terlihat berkelas.
“Kau tau kan, isi kotak ini?”
Tanya Pangeran Edward.
“Tentu saja, Ed.” Jawab Helena
angkuh.
“Isinya adalah cincin untuk
melamarku, bukan?”
“Aku tau itu, kau pasti menyukai
ku.”
Pangeran Edward meletakkan kotak
emas itu di tanah kemudian hendak menginjaknya.
Helena menghentikan Pangeran Edward.
Ia mengambil kotak emas itu dan memeluknya. Pangeran Edward sangat terkejut.
“Kenapa kotak emas berisi cincin
ini ingin kau injak?”Tanya Helena. Pangeran Edward tidak menjawab. Ia hanya berlutut kemudian mengambil kotak
emas itu dan mengarahkan pada Helena.
Helena tersenyum bahagia.
“Ini yang kau mau, kan?”
“Yes, Ed!” Helena mengangguk
senang.
Pangeran Edward perlahan membuka
kotak emas itu di hadapan Helena. Tapi
sebelum semuanya terbuka, Pangeran Edward menyembunyikan kotak emas itu dalam
jas nya dan bertanya pada Helena.
“Helena, kau ingin cincin ini,
atau menikah denganku?”
“Tentu saja cincin ini, Ed! Apa
bedanya?” Helena marah tidak sabar.
“Baiklah, jika kau ingin cincin
ini, katakan dimana pelayanmu.”
“Aaah pelayan ku? Mereka ada di
gerbang masuk istana. Sekarang cepat lah
kau buka kotaknya! Aku tak sabar untuk berkata ‘Ya’”
Helena yang hanya fokus pada kotak emas nya
menjawab dengan malas. Pangeran Edward
tersenyum kemudian berdiri dan menyerahkan kotak emas itu pada Helena.
“Buka lah sendiri, Helena!
Datanglah ke Istana besok jika kau menerima isi kotak itu!” Kemudian Pangeran
Edward berlari keluar labirin dengan bahagia.
“Huh untung saja kau pangeran!
Kalau bukan sudah kujadikan tukang semir sepatu! Naah mari kita lihat cincin
kita…hihihi.”
Perlahan Helena membuka kotak emas
itu. Dan isinya adalah seekor hamster. Helena terpaku melihat isi kotak emas
itu. Namun tiba-tiba hamster tersebut
loncat ke arah Helena sehingga Helena panik dan berteriak keras.
“KYAAAAAAAA!!!!!” Teriakannya
terdengar hingga telinga ratu yang masih ada di aula.
Ratu mengangguk dan tersenyum
“Aku
lega, dia bukan calon menantuku.”
---
Sementara itu Pangeran Edward
berlari keluar labirin menuju gerbang istana.
Rombongan pelayan Helena ada disana.
Mereka semua mengenakan pakaian cokelat lusuh. Ketika melihat Pangeran Edward, tiba-tiba mereka
langsung memberi hormat.
“Hey, aku rasa nona kalian sedang
bermasalah. Coba kalian lihat dia di
dalam labirin sana.” Kata Pangeran Edward.
Kemudian sebagian pelayan Helena
berlari menuju labirin untuk membantu Helena.
Sedangkan Pangeran Edward menghampiri seorang pelayan yang masih
menunduk. Wajahnya ditutupi tudung dari
jubahnya. Pangeran Edward membuka
tudungnya dan melihat wajahnya. Kemudian
Pangeran Edward tersenyum dan memeluk pelayan itu.
“Aku mencarimu selama ini.” Bisik
Pangeran Edward pada gadis pelayan itu.
“Maafkan aku, Pangeran.” Gadis
itu menangis dalam pelukan Pangeran Edward.
“Tapi, bagaimana kau bisa
mengetahui bahwa dia itu bukan aku?” Gadis itu menatap Pangeran Edward.
“Jelas saja. Pertama, dia beritngkah seperti wanita
angkuh. Kedua, dia mengenakan
gelang-gelang mewah. Ketiga, Dia
benar-benar gila harta. Keempat, dia
tidak tahu apa isi kotak emas untukmu, sehingga saat dia tau, itulah yang
terjadi.” Jela Pangeran Edward
“Tapi pangeran, aku akan dipecat
oleh keluargaku sendiri.”
“Tidak akan. Kami yang akan memecat Helena dari klan
Monromency karena telah mencemari nama baik keluarga ini.” Tiba-tiba seorang
nyonya kaya datang dari gerbang istana.
“Aku telah mendengar cerita
tentang penderitaanmu, Eterna. Tidak
kusangka bahwa aku akan membuatmu menjadi seperti ini. Seharusnya aku tidak pernah meninggalkan
kalian.” Nyonya tersebut memeluk gadis pelayan yang bernama Eterna tersebut.
Pangeran Edward terlihat bingung dan
menatap mereka berdua. Nyonya kaya tadi
segera menarik Eterna dan Pangeran Edward untuk segera masuk dan menemui ibunda
Ratu Everine.
---
“Perkenalkan, nama saya Eterna
dari keluarga Monromency. Saya adalah
putri pertama dari Lady Felicia dan Lord Henry Monromency. Adik saya bernama Helena dan dia adalah
saudara kembar saya. Sepuluh tahun yang
lalu ibu saya pergi meninggalkan kami untuk mengurus urusan keluarganya di Liverpool. Namun setelah itu, ia tak pernah kembali ke
rumah. Ayah kami putus asa menunggu ibu dan
menikahi seorang dari bangsawan lain, Courtesy Milliana, tiga tahun
kemudian. Courtesy Milliana sangat
menyukai adik saya yang berkepribadian mewah dan penuh gaya. Karena itu lah Helena menjadi semakin berkuasa
di rumah kami sendiri apalagi sejak kematian ayah kami. Sehingga pada suatu hari ketika Pangeran
Edward mengadakan sayembara kepada gadis bangsawan, saya dan Helena ingin
mengikutinya. Tapi Courtesy Milliana
melarang Helena untuk ikut, jadi beliau mengizinkan saya untuk ikut atas nama
Helena. Begitulah mengapa ini bisa
terjadi. Hormat saya, Eterna Monromency.”
Ratu Everine sendirian duduk di
dalam ruang bacanya. Ia tengah membaca
surat dari Eterna dengan seksama. Ia
tersenyum dan merobek kertas itu lalu melemparnya ke dalam perapian. Kemudian melihat ke arah foto keluarga
kerajaan yang terpampang di atas perapian itu.
“Kau bukan lagi Eterna Monromency,
anakku. Kau adalah Putri Eterna dari
klan Monromency mulai sekarang.”
-fin-