Sabtu, 27 Agustus 2011

Sebuah Pengakuan

Siang itu Cherry mengajak Chloe pulang bersama untuk yang perrtama kalinya sejak kejadian malam puncak perpisahan.  Chloe menanggapinya dengan sangat bahagia dan antusias.  Namun ia tak tau maksud dan tujuan Cherry mengajaknya pulang bersama. 
---
Malam itu tanggal 12 Mei 2011 di sebuah ballroom mewah dan besar dari sebuah hotel.  Anak-anak bersorak ria menyambut datangnya  waktu perpisahan kepada mereka.  Acara yang berlangsung meriah itu dimanfaatkan peserta untuk mengenang masa lalu mereka di SMP.  Tak luput dari peristiwa itu Cherry dan Chloe. 
Mereka duduk di kursi bagian tengah.  Tampak Cherry tengah asyik menarikan jari-jarinya di atas tuts handphonenya.  Chloe sedang bosan menunggu acara dimulai.  Tiba-tiba ketika acara dimulai Cherry menerima telepon.  Tepat ketika telepon ditutup, Cherry merapikan dandanannya dan merapikan pakaiannya. 
“Cher, kamu mau kemana?” Chloe menahan gaun Cherry yang tengah beranjak dari kursinya. 
“Mau ke belakang sebentar.  “ Cherry menjawab dengan dingin.  Ia juga tak menatap balik Chloe. 
Cherry segera menarik gaunnya dan meninggalkan Chloe tanpa banyak omong.  Ia berjalan tergesa-gesa ke arah toilet.  Sepanjang jalan menuju toilet, kepalanya terlihat waspada menengok kanan kiri.  Chloe curiga.  Tak biasa sahabatnya itu mengacuhkan dirinya. 
‘Pasti ada sesuatu yang disembunyikan.  ‘ Pikir Chloe. 
Chloe yang penasaran terus menuju ke toilet.  Ia mengendap-endap sekedar tidak diketahui keberadaannya oleh Cherry.  Namun keinginannya untuk masuk toilet terpendam karena sesuatu.   
“Cher, plis donk.  Kamu gak bisa terus ninggalin aku gitu aja.  Kamu harus tanggung jawab.  Masa SMP kita berakhir, gak berarti utang kamu juga berakhir !”
“Ya tapi, Flo.  Aku lagi gak bisa sekarang.  Kamu kan tau, bokap aku bela-belain cari uang buat acara perpisahan ini.  Mungkin untuk uang masuk SMA aja gak ada.  Kamu harus ngerti aku donk.  “
“No,  no,  no! Kamu udah bikin aku tiap hari dimarahin nyokap aku ! Aku gak mau tau caranya, kamu harus kembaliin laptop aku seperti sediakala.  Titik!”
Terdengar suara langkah kaki mendekati posisi Chloe berdiri.  Chloe segera bersembunyi di balik pintu keluar yang terletak bersebelahan dengan toilet.  Suara langkah kaki itu sudah menjauh.  Kemudian terdengar isak tangis dari toilet.  Isak tangis itu menyayat hati.  Chloe tau siapa itu.  Itu Cherry.  Chloe tak berani menghampiri Cherry yang sedang duduk menangis.  Ia hanya mengintip dan kembali ke kursinya di ballroom. 
Tak lama, Cherry kembali ke kursinya.  Wajahnya telah dipoles.  Namun samar-samar, matanya masih terlihat sembab.  Sepanjang kejadian itu hingga kini, saat pengumuman kelulusan diumumkan, Cherry tak pernah angkat bicara.  Semua sms Chloe dan perhatian dari Chloe di buang begitu saja. 
---
Chloe menyambut baik ajakan pulang ini.  Hari ini setelah pengumuman kelulusan , rencananya mereka akan pergi ke rumah Chloe untuk curhat.  Program ini memang sudah dari sekian tahun dijalankan oleh sepasang sahabat ini agar ikatan persahabatan mereka semakin dekat. Chloe mengenang persahabatan mereka sedari SD kelas 5.  Saat itu Chloe adalah anak pindahan dari Jakarta menemani Cherry yang tidak punya teman.  Mereka selalu bersama. 
Sebelumnya Chloe dan Cherry sudah berjanji untuk bertemu di pos satpam sekolah.  Chloe pun berangkat meninggalkan kelas menuju pos satpam.  Sesampainya di gerbang SMP Pusaka, Chloe dengan sabar menunggu di pos satpam.  Chloe hampir tertidur menunggu Cherry yang lebih lama . 
“Chloe! Kau sudah disini! Ayo kita pulang.  “
“Ah? Eh, Cherry! Ayo, aduh maaf aku sangat mengantuk.  Hehe.  “
“Tak apa.  “
Cherry menarik tangan Chloe dari pos satpam dan berjalan beriringan di jalan menuju rumah mereka yang tidak terlalu jauh.  Namun mulut mereka bungkam sepanjang jalan.  Masing-masing tidak ada yang ingin mencairkan suasana, rupanya.  Sesampainya di sebuah pohon tua di sebuah taman, Cherry menghentikan langkahnya,
“Kenapa Cher? There’s a problem?”
“Chloe, kesini dulu yuk.  “
Cherry menarik tangan Chloe kea rah pohon tua itu.  Seperti hari-hari yang dihiasi persahabatan mereka, Cherry dengan antusias memanjat pohon itu hingga ke ujungnya.  Tapi Chloe tak mau naik.  Ia malah memperhatikan Cherry dari bawah dengan tatapan malas. 
“Chloe, ayo naik!” Pinta Cherry
Chloe malah membuang mukanya.  Cherry segera turun menghampiri Chloe ddengan wajah memelas.  Ia duduk di kursi yang terletak di bawah pohon.  Chloe ikut duduk di kursi tersebut bersama Cherry. 
“Chloe, ya.. .aku tau memang jarang aku jenguk kamu.  Tapi jangan gini donk.  “
“Bukan masalah itu, Cher!”
“Trus? Masalah apa?”
“Kamu sadari aja sendiri!” Chloe membuang mukanya kea rah batu di sebelah kirinya. 
“Chloe, kalo bener kamu pengen tau masalahku gapapa deh.  “ Cherry menunduk pasrah. 
“Ceritakan.  “  Pinta Chloe datar. 
                Cherry menarik napas panjang, manguatkan jantungnya untuk berhenti berdebar-debar.  Meyakinkan otaknya untuk menyetel memori lain tentang masalah laptop milik Flo.  Dan meluncurkannya lewat mulut. 
“Chloe, jadi ceritanya begini…”
---
                Siang itu sepulang sekolah ketika Chloe sedang sakit.  Cherry terpaksa menuntun kakinya untuk pulang ke rumah sendirian.  Terik matahari menumbuhkan niatnya untuk berjalan lebih cepat.  Namun ditengah jalan pulang, ia menyadari sesuatu.  Tugas Biologi yang harus dikumpulkan besok belum ia kerjakan.  Untuk kembali ke SMP Permata tempat ia dan Chloe bersekolah pasti tidak akan cukup waktu.  Di rumahnya yang sempit tidak ada computer, bahkan laptop.  Ia pun mampir dulu ke rumah Flo, anak dari bos perusahaan besar yang sombong. 
“Flo, aku mohon.  Aku belum mengerjakannya.  “
“Baiklah, kebetulan tugas Biologi sudah aku kumpulkan.  “
“Ah, terima kasih,  Flo.  Hmm tapi ini sudah sore.  Sudah saatnya aku pulang ke rumah.  Boleh ku bawa laptopmu?”
“Bawa pulang? Ah, tidak! Nanti kalau rusak gimana? Aku yang bakal kena marah.  “ Flo bicara dengan pelitnya. 
“Aku mohon, aku tidak boleh pulang terlalu sore.  Aku bisa dikunci dil luar rumah.  Flo, aku mohon. .  .  “ Cherry tampak sangat memelas.  Ia hampir menangis.  Flo tampak tidak senang. 
“Hmm, ya baiklah.  Tapi besok, harus dikembalikan ya! Jangan lupa, di kelasku.  “
“Oh, terima kasih banyak Flo.  Aku janji tidak akan merusakkannya.  “
Sesampainya di rumah, Cherry segera mengerjakan tugas biologi dan menyimpannya di falshdisk milik Flo juga.  Saat itu tugasnya sudah selesai.  Laptop Flo juga sudah dimatikan.  Namun Cherry lupa sesuatu.  Saat meninggalkan laptopnya di kamar, ia lupa memasukkan laptop tersebut ke dalam tas sekolahnya.  Tak disangka, adiknya yang berumur 3 tahun mendorong laptop itu dari kasur ke lantai.  Laptopnya tidak pecah, hanya retak.  Namun sistemnya rusak. 
---
Cherry membanjiri pipinya dengan air mata.  Chloe pun memeluknya.  Menghadiahkan perhatian yang cukup untuk membangkitkan selera menangis Cherry. 
“Kenapa sih, kamu gak minta bantuan aku aja? Aku masih bisa tolong kamu, Cher.  “
“Aku gak mau nyusahin kamu lagi, Chloe.  Kamu udah banyak banget nolongin aku.  “
“Apa? Apa gunanya sahabat kalo kamu gak minta bantuan aku?”
“Maafin aku Chloe.  Maafin aku.  Aku gak tau harus gimana lagi.  Tiap hari aku nangis mikirin masalah ini, kamu.  “
Chloe tersenyum.  Dia sudah menyimpan ide untuk membantu Cherry mengganti laptop Flo.  Persiapan berlangsung lancar.  Garasi, sudah siap.  Baju-baju telah dipajang.  Tulisan-tulisan, sudah dipajang.  Tinggal menunggu pembeli saja.  Chloe tersenyum simpul.  Dia tidak bisa membayangkan apa reaksi Cherry saat menerima hasil ini. 
Keesokan harinya di rumah Cherry, Chloe tengah menunggu dibukakan pintu oleh Cherry.  Saat itu Cherry sedang mengerjakan PRnya di kamar. 
“Hai Chloe, ada apa kemari?”
“Ah, aku ingin main saja.  Aku bosan di rumah.  Bisa tolong ambilkan minum? Aku sangat haus terbang kesini.  “ Chloe menyuruh layaknya seorang nyonya di rumah itu. 
“Aiish, baiklaah.  “ Cherry dengan malas mengambilkan minum untuk Chloe di dapur. 
Sementara Cherry di dapur, Chloe meletakkan laptop yang baru dibeli dan dibungkus kertas kado di atas meja belajar Cherry.  Setelah itu ia pulang tanpa pamit. 
“Chloe, ini air…” .   “Chloe dimana? Ah pasti dia pulang.  Dasar Chloe.  “
Cherry menggerutu dan meletakkan gelas itu di pojok meja belajarnya.  Namun di sebelah gelas tersebut ada benda yang asing.  Ia meraihnya.  Membuka bungkusnya dan melihat isinya.  Ia sangat terkejut.  Disitu tertulis sebuah surat. 
‘Jangan heran, kalau sahabat selalu membantu sahabatnya. 
Dari sahabatmu ^^’
“Chloe!!! Kau…”
Cherry tidak dapat melanjutkan kata-katanya.  Ia sudah terlanjur terharu dengan hadiah yang diterimanya.  Sebuah laptop yang sesuai keinginan Flo dari Chloe. 

---Tamat---