Minggu, 26 September 2010

Bukan dengan Keahlian, tapi dengan Usaha


Lola adalah seorang siswa SD swasta kelas 5. Dikelasnya, ia pintar, baik, cantik pula. Ia adalah siswa yang paling dibanggakan guru, teman sekelasnya, dan sekolahnya. Namun, ada satu hal yang mengganjal dihatinya. Perasaan kecewa yang dipendamnya sejak kelas 3 SD.Karena apa Lola yang selalu dibanggakan begitu kecewa?
          Dikelas dan disekolahnya, mungkin memang Lola berhasil menjadi juara umum setiap tahunnya. Namun, diklub memasak yang diadakan setahun sekali, Lola selalu menjadi juara “pertama”dari bawah. Klub memasak selalu menolak Lola yang bernilai buruk ketika tes memasak. Maka itu, dibalik senyum manis jelita berambut panjang tersebut, terdapat wajah cemberut yang disimpan dalam – dalam. Ia pun tak pernah menyangka bahwa latihan memasak dengan neneknya bertahun – tahun tak membuahkan hasil.
          Putus asa telah mengisi sebagian hati Lola. Tapi, selalu ada ibu yang menyemangati Lola dan menguras sedikit rasa itu di hati Lola.”Yang dapat menentukan hidupmu di masa depan hanya usaha yang keras, bukan keahlian atau pun kecerdasan”Begitulah pesan ibu untuk menyemangati Lola. Namun, sepertinya Lola tak pernah mengerti arti kalimat tersebut. Ia terlalu sibuk memikirkan dengan siapa lagi ia harus belajar memasak. Tetapi,tanpa disadari, bakat memasak yang telah dilatih bertahun – tahun oleh Lola, menjadi berguna. Ia bisa mewakilkan sekolahnya pada lomba memasak tingkat kota.Dan berhasil menjuarainya.
          Ibu pun menyadari hal itu.”La, apa kamu tahu.Kamu tidak perlu lagi ikut tes masuk klub memasak itu.”kata ibu. “Benar bu. Jadi, aku boleh ke klub memasak tanpa tes, bu?”Tanya Lola tak percaya. Ibu hanya menggeleng.”Ibu akan beri tahu jawabannya, besok saat kamu pulang sekolah.”Jawab Ibu seraya tersenyum penuh rahasia.
Keesokan harinya……
          Karena penasaran, sepanjang  pelajaran di sekolah, Lola selalu memikirkan jawaban yang akan diberikan oleh ibu. ”Lola………jangan melamun!!!perhatikan pelajarannya!!!”Kata Bu Carrie, guru tergalak di sekolahnya. Kemarahan Bu Carrie sejenak membangunkan Lola dari lamunan. Namun, setelah istirahat, ia kembali melamun penasaran.Kring,kring,kring, bel pulang sekolah telah berdering. Para siswa berhamburan keluar kelas. Tak terkecuali Lola.
          Sesampainya di rumah, Ia langsung menanyakan ibu jawaban pertanyaan kemarin. Sambil mendesak, ia juga menarik – narik celemek ibu yang sedang dipakai.”Iya, iya.Nanti ibu kasi tau.Sekarang Lola ganti baju dulu ya.Ibu mau buat makan siang dulu.”Kata ibu menenangkan. Dengan terpaksa, Lola akhirnya ganti baju dan duduk tenang di meja makan. “Jadi, maksud ibu kamu gak perlu masuk klub memasak itu………”kata ibu membuat putrinya semakin penasaran.Lola mendengarkan jawaban ibu dengan seksama. “adalah, karena kamu sudah berlatih keras selama 3 tahun untuk tes masuk klub tersebut.Jadi, kamu gak perlu masuk dong.Kan kamu udah belajar banyak 3 tahun ini.” Kata ibu mengejutkan. Sejenak, Lola berpikir. “oh iya ya…aku kan udah berlatih memasak 3 tahun ini.gak perlu dong aku latihan lagi.ada juga ngabisin duit ibu.mendingan buat bayar sekolah ajah.” Kata Lola dalam hati. “gimana, masih mau ikut?” Tanya mama mengagetkan lamunan Lola. Lola hanya menggeleng dan begitulah. Lola hanya belajar memasak dari ibunya, neneknya, dan dirinya sendiri!