Senin, 14 November 2011

Buah Impianku


Senja pun datang…namun, batang hidung Ayumi Mihara si penulis novel terkenal itu belum tampak juga.Padahal, ia berjanji padaku akan datang ke tempat yang dijanjikannya semalam, saat aku meneleponnya.Namaku Ardisha lufhina, biasa dipanggil Disha.Aku adalah penggemar berat Ayumi, seorang penulis novel terkenal yang sudah mengeluarkan banyak novel.Semalam, aku menelepon Ayumi ke nomor handphone nya, Untunglah pada saat aku menelepon ia sedang tidak sibuk.Aku yang selalu ingin bertemu langsung dengannya, langsung meminta bertemu di suatu cafe terkenal dalam sebuah mall.Kebetulan, pada hari ini juga aku mengikuti les di sebuah lembaga bimbingan belajar di mall tersebut.Sebelum aku pergi les, aku sudah memberitahu mama mengenai kepulanganku yang mungkin agak lama.Saat les, aku tidak bisa berkonsentrasi pada pelajaran yang diajarkan sang pelatih.Aku terlalu sibuk memikirkan momen – momen indah saat bertemu Ayumi.Namun, tak ku sangka ia tidak menepati janjinya.Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 tetapi penantianku sia – sia.Padahal, semalam aku memintanya bertemu di Lily cafe, pukul 16.30.Namun, melewati pukul 17.00 pun yang ditunggu – tunggu belum juga datang.Aku kecewa.Akhirnya kutelepon mamaku untuk menjemputku.
Sesampainya di rumah, aku langsung masuk kamar dan mengunci diri dalam kamar.Aku menangis tersedu – sedu.Kenapa Ayumi tak datang?Aku sudah mengorbankan acara televisi kesukaanku untuk menunggu dirinya.Akhirnya, setelah makan malam, ku telepon Ayumi.Namun ia tak mengangkat juga telepon dariku.Mungkin sedang sibuk.Aku tak menunggu hingga ia angkat teleponnya.Langsung saja ku tutup teleponnya kemudian aku pun tidur.
Keesokan harinya, di sekolah sayup – sayup kudengar berita tentang Ayumi.Didalam sebuah Koran yang dibaca temanku, Lisa pagi itu tersiar sebuah berita bahwa, b aru kemarin sore Ayumi mengalami kecelakaan lalu lintas yang parah.Setelah diceritakan lebih jelas mengenai hal ini, barulah aku tahu, mengapa kemarin sore Ayumi tak datang menemuiku.Aku yang mendengar berita ini, sebagai penggemar beratnya, merasa sedih dan bersalah.Mengapa kemarin aku bisa benci kepadanya hanya karena ia tak datang menemui ku yang hanya seorang penggemarnya.Setelah meminta izin kepada mama, sepulang sekolah,aku dan teman – temanku yang juga penggemar berat Ayumi langsung pergi ke toko buah untuk membeli buah – buahan kesukaan Ayumi.Setelah itu,kami pun langsung pergi ke rumah sakit tempat Ayumi dirawat disana.



Sesampainya di rumah sakit tersebut, ternyata sudah banyak juga penggemar Ayumi yang datang dan memenuhi lorong menuju kamar dimana Ayumi dirawat.Kami yang baru datang tak tahu dimana harus menunggu giliran masuk kamar untuk menemui Ayumi.Namun tiba – tiba seseorang menegur kami.Ternyata dia adalah ibu Ayumi,ibu Rose namanya.Ibu Rose tahu bahwa kami akan menjenguk Ayumi.Namun kami tidak bisa masuk kamar perawatan Ayumi.Akhirnya Ibu Rose pun bercerita tentang kejadian kemarin.Jadi, Sore kemarin, Ayumi meminta izin untuk menemui seorang penggemar beratnya yang meneleponnya semalam.Namun, dalam perjalanannya menuju tempat yang dijanjikan penggemar beratnya itu, sopir yang mengendarai mobil tersebut sedang sakit kepala dan tidak melihat adanya truk besar di depannya.Akhirnya terjadilah kecelakaan itu.Untunglah Ayumi masih bisa diselamatkan.Setelah bercerita,Ibu Rose pun menangis tersedu –sedu, Ia tak bisa menahan lagi perasaan yang menyiksa dirinya saat bercerita pada kami.Ia pun akan meminta maaf pada penggemar berat Ayumi yang sudah meneleponnya untuk bertemu Ayumi tersebut.Aku pun bertanya pada Ibu Rose, nama penggemar berat Ayumi itu.Dan ternyata dugaanku benar, yang ibu bicarakan sedari tadi adalah aku!Aku pun meminta maaf pada Ibu Rose telah membuat Ayumi menjadi seperti sekarang ini.Namun Ibu Rose menolak permintaan maafku.Ia langsung menyuruhku masuk ke dalam ruang perawatan Ayumi.
Aku pun dibiarkan sendiri dalam kamar perawatannya.Ternyata, kecelakaan yang dialami Ayumi cukup parah.Kepalanya dibalut perban yang tebal, dan tangannya terbungkus gips untuk patah tulang.Aku merasa kasihan padanya.Saat Ayumi siuman, aku langsung ceritakan siapa aku, dan hubunganku dengan kecelakaan yang dialaminya.Ayumi langsung meminta maaf padaku karena tidak menepati janjinya.Aku pun meminta maaf juga karena menyebabkan dirinya mengalami kecelakaan seperti ini.Kami pun sama – sama berjanji akan menjadi sahabat.
Tiga bulan kemudian, Ayumi telah keluar dari rumah sakit.Mama juga bangga padaku yang telah berani meminta maaf saat aku bersalah.Menurut mama, penyesalanku begitu berarti pada kesembuhan Ayumi.Ayumi pun menjadi sahabatku.
Suatu hari,Ayumi berkunjung ke rumahku.Melihat banyaknya karya tulis yang ada di rumahku, Ayumi mengajak aku membuat novel bersama – sama.Akankah terwujud impianku untuk menjadi seorang penulis novel terkenal bersama Ayumi, idolaku?Ku berharap tentu.