Tampilkan postingan dengan label Fighting :). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fighting :). Tampilkan semua postingan

Kamis, 13 Maret 2014

Sisa Sisa Nasionalisme


Bukan sisa saya katakan!
Tetapi sisa-sisa...
Mengapa gerangan?
Karena jutaan orang mencampakkannya
Bukan hanya mereka yang gugur terpuing puing
Bukan hanya mereka yang malu ditelan makian
Tetapi sebagian besar!

Memang peluh menitik
Tentu, darah masih banyak terkorban
Tapi apalah artinya
Jika peluh dan darah suci ini terkorban untuk mereka
Yang merampas harta kita
Yang merampas tenaga kita
Penjajah!

Bukan, bukan penjajah seperti dulu
Penjajah yang datang dari negeri jauh
Angkat senjata, perang lalu mati. Bukan.
Ini penjajah yang lebih kejam daripadanya
Yang lebih tumpul dari belati
Namun lebih menusuk dari pisau
Penjajahan ekonomi dan penjajahan moral

 Kemana sisa-sisa nasionalisme kita?
Menjadi jelaga?
Lalu dihembus angin?
Kemana karakter sejati kita?
Hilang termakan usia?
Jangan pernah mengaku bangsa Indonesia!

Dulu nasionalisme bagaikan kayu
Yang terbakar semangat
Rindu kemerdekaan
Namun kini hanya lah seonggok abu hitam
Menyesal pun boleh, para pejuang kita

Jikalau kemudian abu nya menjadi kayu  kembali
Mengalahkan teori perubahan bentuk
Saya yakin, kita akan menjadi bangsa yang kuat
Yang menjunjung tinggi persatuan
Dan membenci penjajahan

Amin



14 Maret 2014, di suatu Jumat yang terik


 

Minggu, 26 September 2010

Bukan dengan Keahlian, tapi dengan Usaha


Lola adalah seorang siswa SD swasta kelas 5. Dikelasnya, ia pintar, baik, cantik pula. Ia adalah siswa yang paling dibanggakan guru, teman sekelasnya, dan sekolahnya. Namun, ada satu hal yang mengganjal dihatinya. Perasaan kecewa yang dipendamnya sejak kelas 3 SD.Karena apa Lola yang selalu dibanggakan begitu kecewa?
          Dikelas dan disekolahnya, mungkin memang Lola berhasil menjadi juara umum setiap tahunnya. Namun, diklub memasak yang diadakan setahun sekali, Lola selalu menjadi juara “pertama”dari bawah. Klub memasak selalu menolak Lola yang bernilai buruk ketika tes memasak. Maka itu, dibalik senyum manis jelita berambut panjang tersebut, terdapat wajah cemberut yang disimpan dalam – dalam. Ia pun tak pernah menyangka bahwa latihan memasak dengan neneknya bertahun – tahun tak membuahkan hasil.
          Putus asa telah mengisi sebagian hati Lola. Tapi, selalu ada ibu yang menyemangati Lola dan menguras sedikit rasa itu di hati Lola.”Yang dapat menentukan hidupmu di masa depan hanya usaha yang keras, bukan keahlian atau pun kecerdasan”Begitulah pesan ibu untuk menyemangati Lola. Namun, sepertinya Lola tak pernah mengerti arti kalimat tersebut. Ia terlalu sibuk memikirkan dengan siapa lagi ia harus belajar memasak. Tetapi,tanpa disadari, bakat memasak yang telah dilatih bertahun – tahun oleh Lola, menjadi berguna. Ia bisa mewakilkan sekolahnya pada lomba memasak tingkat kota.Dan berhasil menjuarainya.
          Ibu pun menyadari hal itu.”La, apa kamu tahu.Kamu tidak perlu lagi ikut tes masuk klub memasak itu.”kata ibu. “Benar bu. Jadi, aku boleh ke klub memasak tanpa tes, bu?”Tanya Lola tak percaya. Ibu hanya menggeleng.”Ibu akan beri tahu jawabannya, besok saat kamu pulang sekolah.”Jawab Ibu seraya tersenyum penuh rahasia.
Keesokan harinya……
          Karena penasaran, sepanjang  pelajaran di sekolah, Lola selalu memikirkan jawaban yang akan diberikan oleh ibu. ”Lola………jangan melamun!!!perhatikan pelajarannya!!!”Kata Bu Carrie, guru tergalak di sekolahnya. Kemarahan Bu Carrie sejenak membangunkan Lola dari lamunan. Namun, setelah istirahat, ia kembali melamun penasaran.Kring,kring,kring, bel pulang sekolah telah berdering. Para siswa berhamburan keluar kelas. Tak terkecuali Lola.
          Sesampainya di rumah, Ia langsung menanyakan ibu jawaban pertanyaan kemarin. Sambil mendesak, ia juga menarik – narik celemek ibu yang sedang dipakai.”Iya, iya.Nanti ibu kasi tau.Sekarang Lola ganti baju dulu ya.Ibu mau buat makan siang dulu.”Kata ibu menenangkan. Dengan terpaksa, Lola akhirnya ganti baju dan duduk tenang di meja makan. “Jadi, maksud ibu kamu gak perlu masuk klub memasak itu………”kata ibu membuat putrinya semakin penasaran.Lola mendengarkan jawaban ibu dengan seksama. “adalah, karena kamu sudah berlatih keras selama 3 tahun untuk tes masuk klub tersebut.Jadi, kamu gak perlu masuk dong.Kan kamu udah belajar banyak 3 tahun ini.” Kata ibu mengejutkan. Sejenak, Lola berpikir. “oh iya ya…aku kan udah berlatih memasak 3 tahun ini.gak perlu dong aku latihan lagi.ada juga ngabisin duit ibu.mendingan buat bayar sekolah ajah.” Kata Lola dalam hati. “gimana, masih mau ikut?” Tanya mama mengagetkan lamunan Lola. Lola hanya menggeleng dan begitulah. Lola hanya belajar memasak dari ibunya, neneknya, dan dirinya sendiri!